Senin, 21 Desember 2009

Permusuhan Sahabat Karib

Alangkah indahnya dunia ini kalau kita punya teman dekat, baik itu teman karib, teman hidup, apalagi teman nasi ^_^. Mereka biasanya orang yang kita curhati ketika kita banyak masalah, mendampingi kita ketika kita kesepian, memberikan kita semangat ketika kita lemah, yang perhatian banget sama diri kita, dll deh. Dan mencari teman yang seperti ini sangat susah. Apalagi di tengah dunia yang sekarang serba materialistis. Tapi taukah kita bahwa sahabat, teman karib, teman hidup yang sekarang kita miliki dan kita merasa nyaman dekat dengannya, nanti di hadapan Allah bisa berbalik memusuhi kita dengan sangat keras bahkan bisa menjatuhkan kita di hadapan Allah? OMG!!!

Allah berfirman :
“Teman-teman akrab pada hari itu (kiamat) sebagiannya menjadi musuh bagi sebagian yang lain kecuali orang-orang yang bertaqwa.” (QS. az-Zukhruf (43) : 67)

Bahkan sahabat yang sekarang perhatian banget ke kita (kita sakit sedikit ditanyain, tugas blum selesai dikerjain sm dia, lagi kesepian dia temenin, pokoknya perhatian banget lah,,apalagi orang yang sedang kasmaran,,ehm...ehm...) nanti bisa jadi amat sangat super duper special cuek sekali (lebay pisan), bahkan berlarian menjauhi diri kita. Sebagaimana firman Allah :

“Dan tidak ada seorang teman akrabpun menanyakan temannya.” (QS. al-Ma'arij (70) : 10)

Yups, itulah kejadian di hari kiamat dan hari berbangkit. Pada saat itu sahabat karib, teman hidup, dll yang sedang kita ‘adore’ kan kini dapat berbalik memusuhi kita. Kecuali persahabatan, sahabat karib, teman hidup yang didasarkan atas dasar takwa pada Allah. Imam Ibnu Katsir dalam tafsirnya ttg surat az-Zukhruf : 67, “ayat itu berarti bahwa setiap pertemanan yang tujuannya bukan karena keridhoan Allah maka akan berubah menjadi permusuhan di hari akhir, kecuali orang yang bersahabat karena Allah maka akan bertahan selamanya”. Kenapa kok gitu?

Karena persahabatan, pertemanan, teman hidup, teman karib, dll yang tidak didasarkan pada ketakwaan akan sangat susah untuk membawa kita dekat dengan Allah. Bahkan bisa jadi semakin menjauhi ajaranNya. Bawaannya hura-hura, yang penting kita sama-sama senang, kebutuhan diri akan perhatian terpenuhi, yang penting kau selalu di sisi, dunia serasa milik berdua, makan sepiring berdua (naoon deuih ieu teh ^_^), dll tanpa adanya proses saling ingat mengingatkan ttg keimanan pada Allah. Makanya pertemanan yg seperti ini akan sangat mudah menjauhkan seseorang dari jalan yang lurus. Bahkan bisa jadi seseorang yang dahulunya istiqomah terhadap ajaran agama bisa jadi melenceng karena pertemanan yang modelnya seperti ini.

Sedangkan persahabatan, pertemanan, teman hidup, teman karib, dll yang didasarkan pada taqwa akan selalu saling menasihati tentang kebaikan. Ketika temannya yang lain terlihat mulai melenceng, maka temannya yang lain akan segera berusaha meluruskannya kembali. Karena jannah adalah tujuannya, maka mereka pun saling membantu untuk memperbaiki kekurangan diri. Dengan model pertemanan yang seperti ini justru orang yang kurang istiqomah bisa berubah menjadi orang yang istiqomah.

Oleh karenanya, supaya pertemanan, persahabatan kita dengan teman kita saat ini tidak berubah menjadi permusuhan di hadapan Allah yuk ah kita saling mengingatkan tentang kebaikan dalam dinul Islam ini. Karena sahabat sejati, teman sejati, teman hidup sejati adalah orang yang tidak hanya mengerti tentang diri dan kebutuhan kita, namun juga orang yang bisa saling menguatkan di hadapan mizan Ar-Rahman.

“(Mereka berdoa): ‘Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau memberi petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi Engkau; karena sesungguhnya Engkau-lah Maha Pemberi (karunia)’". (QS. Ali Imran (3) : 8)

Semoga kita menjadi hamba-hambaNya yang senantiasa istiqomah di jalanNya. Amiin

“Belumkah datang waktunya bagi orang-orang yang beriman, untuk tunduk hati mereka mengingat Allah dan kepada kebenaran yang telah turun (kepada mereka), dan janganlah mereka seperti orang-orang yang sebelumnya telah diturunkan Al Kitab kepadanya, kemudian berlalulah masa yang panjang atas mereka lalu hati mereka menjadi keras. Dan kebanyakan di antara mereka adalah orang-orang yang fasik.” (QS. al-Hadid (57) : 16)

Selasa, 15 Desember 2009

Teguran Cinta dari Ar Rahman

Seorang ibu yang sangat mencintai anaknya akan dengan telaten memperhatikan anaknya yang sedang belajar berjalan. Ketika sang anak tergopoh gopoh berjalan ke tempat yang berbahaya, maka sang ibu dengan sigap berkata dengan lembut pada sang anak, "Ade jangan ke sana,,itu berbahaya...". Di saat ucapan itu tak didengar oleh sang anak maka sang ibu bergegas menghampirinya dan dengan penuh cinta menggendong sang anak agar terhindar dari bahaya yang mungkin menimpanya. Sang anakpun menangis sekeras-kerasnya. Ia merasa kesenangannya telah di usik oleh sang ibu. Ia tak tahu bahwa sang ibu melakukan itu karena didorong kasih sayang pada sang anak dan karena sang anak tak tahu bahaya yang dapat menimpanya.

Ibarat seorang ibu di atas, begitulah cinta Allah pada hambaNya. Bahkan rasa cinta Allah itu melebihi rasa cinta seorang ibu pada anaknya. Kita sebagai hambaNya yang sangat lemah ibarat seorang anak yang selalu belajar berjalan. Ketika kita kan berjalan ke arah yang membahayakan, maka Allah dengan lembut akan berkata, "Hambaku janganlah kau menempuh jalan itu...". Karena terdorong oleh kesenangan semu, kita seolah tak mendengar seruan lembu dari ar Rahman. Hal ini membuat kita semakin melangkah ke arah kehancuran yang kita tidak ketahui. Namun alangkah cintanya Allah pada kita, sehingga ketika seruan lembut itu tak dihiraukan oleh kita maka Ia pun kan datang dan merangkul kita dengan penuh cinta agar menjauh dari sumber bahaya itu. Sakit, pedih, sesak di dada, beban yang berasa begitu berat, mungkin itu yang terasa oleh kita ketika Allah dengan penuh cinta menarik kita dari hal yang akan membahayakan diri kita. Kita menangis,,merengek,,berseru,,mengapa Ia melakukan itu pada kita...terkadang bertanya dimanakah rasa kasih sayang Allah itu...

Tanpa kita sadari bahwa itu bentuk kasih sayangNya. Dia ingin kita kembali padaNya setelah sekian ribu kelalaian, berjuta kemaksiatan, berpuluh ribu dosa...Namun Ia masih cinta dan mengharap kita kan kembali padaNya. Maka sungguh beruntung orang - orang yang merasakan sakit,,derita,,dan kesusahan setelah semua dosa dan kelalaian yang ia lakukan. Karena itu tanda bahwa Ar Rahman masih cinta pada dirinya, melebihi batas kedalaman cinta....

"Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah pada Allah dengan sebenar benarnya taubat...mudah-mudahan Allah akan menutupi dosa-dosamu dan memasukkan kamu ke dalam surga yang mengalir di dalamnya sungai-sungai..." (At-Tahrim : 8)

"...Wahai hamba-hambaKu yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dialah yang Maha Pengampun dan Maha Penyayang" (Az-Zumar : 53)

Rabbighfirli dzunuubii....