Jumat, 09 Januari 2009

Boikot Produk Israel Solusi Cerdas?


"Boikot Produk Israel.....!!!", Boikot Produk Amerika....!"


Teriakan-teriakan itu begitu akrab di telinga saya akhir-akhir ini. Maklum para demonstran yang meneriakkan slogan-slogan anti israel dan Amerika sangan marak. Terlebih ketika serangan Zionis Israel (semoga Allah membalasnya) ke jalur Gaza semakin intens. Di satu sisi, teriakan-teriakan para demonstran itu dapat membuat sebuah dukungan moral bagi saudara-saudara kita di palestina. Pertanyaannya adalah apakah tindakan memboikot produk-produk tersebut memang merupakan sebuah solusi cerdas??

Hal ini terus menyeruak di benak saya. Apakah sudah tepat tindakan kita yang memboikot produk mereka, bahkan sampai menutup restoran-restoran cepat saji yang katanya berafiliasi pada Amerika dan Israel?

Boikot pada jangka pendek memang sepertinya efektif dalam membuat sebuah tekanan pada pihak yang diboikot. Namun, hal ini pada jangka panjang justru dapat membuat kesulitan pada bangsa kita sendiri. Betapa tidak, hampir seratus persen para pekerja di perusahaan-perusahaan tersebut adalah anak bangsa. Dan jika sampai perusahaan tersebut memindahkan investasinya keluar dari Indonesia sudah dapat dibayangkan berapa juta orang yang akan terkena PHK. Selain itu dalam jangka panjang hal ini juga dapat menyebabkan iklim investasi di Indonesia menjadi tidak kondusif yang barang tentu akan membuat kesulitan pemerintah mengingat sebagian besar roda perekonomian di negeri ini digerakkan karena investasi asing.

Sehingga hemat saya, boikot mungkin akan memberikan efek jera pada negara-negara tersebut namun efek tersebut hanya berupa 'efek kejut' saja. Seharusnya kita mulai berfikir sebuah langkah cerdas dan strategis, yaitu dengan mengembangkan perusahaan tandingan sejenis dengan berbasis sumber daya lokal yang independen dari pengaruh asing. Sehingga ketika negara-negara tersebut berbuat macam-macam kita telah memiliki sebuah bargain position yang kuat. Di sisi lain hal ini juga akan semakin memantapkan fondasi perekonomian menjadi berdiri di atas kaki sendiri.

Namun hal ini juga perlu ditunjang oleh perubahan sikap dan mental masyarakat di negeri ini. Betapa tidak, seorang sarjana teknik dari sebuah universitas ternama akan merasa malu ketika dia ditanya, "sudah kerja di mana?" sedangkan dia menjawab, "saya membuka bisnis sendiri". Dan memang paradigma yang ada di tengah masyarakat selalu begitu. Seseorang yang membuka sebuah lapangan perkerjaan untuk orang lain dianggap tidak memiliki masa depan yang cerah karena bisnis penuh dengan ketidakpastian dan tantangan. Padahal bukankah kehidupan semua orang seperti itu? Jika paradigma ini dapat diubah di masyarakat, maka dalam beberapa tahun mendatang akan banyak entrepreneur-entrepreneur muda di negeri ini.

Jika hal ini telah terjadi, tidak menutup kemungkinan di masa mendatang bangsa ini akan tumbuh menjadi bangsa yang besar dan memiliki bargain position yang kuat di tengah pergaulan internasional. Sehingga kita tidak hanya bisa berteriak di jalan raya sedangkan mereka terus membunuh saudara-saudara kita dengan peluru-peluru yang ikut kita sumbangkan....

(Sebuah unek2 yang mudah-mudahan bisa menjadi sebuah inspirasi)

1 komentar:

Anonim mengatakan...

setuju

u wrote it so clear wot also lies inside my mind, kang

hmhmhm... mungkin itu adlh hal yg hrus diusahakan jd karakter kita skrg: lbh berefleksi. maksudnya adlh berfikir dn mencermati lbh dalam ttg bbg isu yg ada.

g cm asal main gasruk kanan gerubuk kiri.. atau lbh parah cm ikut2an aja tanpa ngerti permasalahan,jg sebab akibat apa yg sbenernya ada.

krn manusia baru setau sy adlh manusia yg hidup dengan refleksi, bukan hanya dgn refleks semata.

oya, soal company tandingan ala negeri sndiri itu IDE BRILIAN!
knp g kita mulai tumbuhkan dlm diri2 anak bangsa utk lbh mencintai produk sndiri... yg berarti jg hrus jd motivasi utk para pengusaha dlm menciptakan produk2 berkualitas internasional yg membombastiskan pasaran...HAHHAHA SI RATUNIDA MEUNI BERLAGAK KIEU...ampun2 meuni sok tau sy teh...cm skedar ceceran unek2 dlm otak utk dibagi.

well teruslah berkarya kang, i'd like to read n share more ideas with u, bapak guruku...ayayaya